Thursday, May 26, 2011

Special Treats From Kampung Arab : Maryam Bread And Green Peas Curry.

Maryam bread and green bean curry is a unique Treats that could be found in  Kampung Arab,Surabaya. Maryam ordinary bread eaten with curry sauce,Sugar or green beans. Maryam bread shaped like a round flat pancake. Maryam is identical with the Middle East and made ​​from wheat flour mixed with eggs, butter, sugar and salt.

Maryam Bread.

The green bean curry Looks like goatcurry in general. The difference is the existence of the boiled green beans mixed with gravy and meat goats. "Roti Maryam and green bean curry has become the typical food in the region since the first Ampel," said H. Irfan, 75, one of the owners of food stalls in Jalan KH Mas Mansyur, Surabaya.

Green Bean Curry


Before opening his own Restaurant, Irfan worked a a waitress in Malabar Restaurant, a famous restaurant in the early days of independence. After the restaurant closed, he opened his own food stall with the same menu. now, the food stalls run by his children are still crowded with by the buyer. 

There were lots of Greats Food that we could Found in Kampung Arab. Next Time We'll Tell More about thems :)

The Potential Tourism of Kampung Arab

Kawasan Arab
Kampung Arab Surabaya terletak di sisi utara Kembang Jepun di mana kawasan ini umumnya adalah perumahan. Kawasan ini pada sisi barat dibatasi oleh Kalimas dan pada sisi timur dibatasi oleh Jalan Nyamplungan dan jalan Danakarya. Jalan utama lainnya pada kawasan ini adalah Jalan K.H. Mansyur yang membentang dari utara ke selatan.

Masjid Sunan Ampel adalah sebagai pusat kegiatan di kawasan ini bukan saja bagi masyarakat di sekitarnya, tetapi juga bagi banyak masyarakat muslim yang datang untuk berziarah. Jalan yang paling ramai di kawasan ini adalah jalan Ampel Suci dimana para pedagang dan pembeli bertemu sepanjang jalan menuju ke Masjid Sunan Ampel. Masjid Sunan Ampel yang terletak di Kampung Arab ini diduga merupakan masjid tertua di Surabaya.
Sekitar tahun 1414, Raden Rachmad keponakan dari istri Raja Majapahit yang berasal dari Champa datang ke Surabaya. Raden Rachmad yang waktu itu masih berumur 20 tahun diberi tempat oleh raja di desa Ngampel. Ia kemudian menyiarkan agama Islam kepada penduduk di sekitar Ngampel, yang kemudian terkenal dengan sebutan Sunan Ampel, dan wafat pada tahun 1467 di Ngampel. Di dekat makamnya dibangun sebuah masjid. Pada tahun 1870-1872, komplek masjid ini diperbaiki dan didirikan sebuah masjid besar yang dinamakan masjid Sunan Ampel. Berabad abad ke¬mudian, komplek masjid Sunan Ampel ini telah mengalami beberapa kali perluasan.

Potensi Kawasan Arab
Potensi pada kawasan ini antara lain:
1. Struktur kawasan: pola fungsi lahan dan pola jalan
Penataan lingkungan ini berpusat pada masjid Ampel, sehingga perkampungan yang ada mempunyai orientasi ke arah dalam. Hal inilah yang menyebabkan kawasan Ampel terkesan tertutup dari lingkungan di luar kawasan tersebut. Pola penggunaan lahan pada kawasan sec.ira umum tidak banyak berubah yaitu sebagai permukiman kampung dengan arsitektur rumah tinggal yang beragam terutama pada jalan atau gang-gang yang menuju ke arab masjid Ampel.

Salah satu keunikan lain dari kawasan ini adalah jaringan jalan yang rumit, terdiri dari beberapa gang yang saling berhuhungan antara satu dengan yang lainnya. Penataan gang seperti ini tidak ditemukan dalam tatanan kampung-kampung lainnya di Surabaya. Apabila terdapat orang luar yang masuk ke lingkungan ini tentunya akan mengalami kebingu - ngan karena ia akan merasa seolah-olah masuk dalam suatu labirin. Gang-gang dalam kampung tersebut juga memiliki nama-nama yang khas Arab, seperti Ampel Suci, Ampel Magfur, dan Ampel Masjid.

2. Keanekaragaman gaya arsitektur
Dari wujud kebudayaan fisik yaitu karya arsitektur berupa mesjid dan kelompok makam Sunan Ampel. Mesjid ini bercirikan arsitektur tradisional Jawa dengan kolom klasik. Pintu gerbang makam merupakan modifikasi dari pintu gerbang zaman Majapahit (Hindu). Lamanya penjajahan Belanda berpengaruh juga pada gaya arsitektur yang ada pada kawasan ini, terutama pada Jalan K.H. Mansyur dan Jalan Nyamplungan.

Di Jalan KH. Mansyur, bangunan-bangunan yang berkembang dengan tipologi yang berbeda-beda sesuai zamannya. Sejak awal abad ke-20 atau tepatnya pada tahun 1925 di sepanjang jalan ini dijumpai banyak bangunan yang berarsitektur Eropa Klasik dan Arab yang dibangun oleh pendatang, baik dari pendatang Arab maupun orang asing lainnya.

3. Aktivitas masyarakat
Kampung Ampel memiliki potensi sebagai kampung wisata dan tempat ziarah serta pada bagian pasar Ampel dapat dijumpai tempat-tempat penjualan cindera mata khas timur tengah seperti, minyak wangi, buah kurma, sajadah, jilbab-jilbab dengan warna yang beraneka ragam, permadani, dan sebagainya berupa barang untuk keperluan ibadah.

Masjid Ampel dan Makam Sunan Ampel serta makam-makam pe-muka agama lainnya cukup dikenal, karena selain memiliki nilai-nilai religius yang tinggi dengan sendirinya ia jgua memiliki nilai historis yang tinggi.Banyak sekali wisatawan baik dari mancanegara ataupun dari dalam negeri yang sangat tertarik untuk mengunjungi Ampel dengan alasan utama untuk berziarah.

Pintu Gapura menuju ke makam Sunan Ampel (kiri), masjid Ampel lama (tengah atas), hotel Kemajuan/eks kompleks perwira Belanda tahun 1928 (tengah ba¬wah), ruko tipikal bergaya Arab (kanan atas), dan bangunan arsitektur Belanda dengan gevel (kanan bawah).



Kesimpulan
Hasil studi ini menunjukkan bahwa, Kota Bawah yang terdiri dan kawasan Eropa, Tionghoa, dan kawasan Arab (Ampel) memiliki potensi yang harus dipertahankan dan dikembangkan, seperti pola penggunaan lahan dan jaringan jalan yang relatif masih utuh, keanekaragaman langgarn arsitektur, serta aktivitas kehidupan masyarakat yang kental terutama pada kawasan Ampel. Di lain pihak, terdapat masalah-masalah yang harus diatasi dan diperbaiki, seperti pembangunan bangunan baru yang merusak karak¬ter kawasan, perubahan fungsi bangunan (pergudangan) yang tidak men¬dukung pemeliharaan bangunan, serta pola penggunaan bangunan yang relatif seragam mengakibatkan kawasan menjadi "mati" pada malam hari.

Kawasan Kota Bawah ini sebagai kawasan pusaka budaya merupakan suatu langkah awal yang diperlukan untuk melindungi kawasan ini secara utuh (urban fabric). Sedangkan, revitalisasi kawasan ini sebagai langkah lain untuk menghidupkan kembali aktivitas masyarakat agar karakter kawasan ini dapat tetap terpelihara dengan baik.

Introduction : Kampung Arab.

Kampung Arab was a part of former area from Raden Sayyid Ali Rahmatullah or known as Sunan Ampel, Ruler  of the Majapahit era.Sunan Ampel aslo known as the spreader of moslem in east java area.  The history said that he was so mighty and wise that makes people belief and follow him and his Religion. This proffed With the exsistance of the Sunan Ampel Tomb & Masjid Ampel

Sunan ampel Mosque


Sunan Ampel come to this area (now known as: kampung arab) From Campa when the Majapahit Kingdom started to colapse, around 1400 BC. He Came To East Java along with the Arab merchants.
This merchants is estimated as the orign of all the Arab descent in East java.

About 40% residents of Kampung Arab are of Arab descent. Becouse of that we could see Many people with typical physique Middle East here. Their Houses can be easily identified. Their house has distinctive features, with two doors and two supporting pillars, and the terrace in front the House. One Door are used for the homeowners and their family members. While the other doors which is usually Bigger are used for the guest.

The others 60% were descendant and local residents who came and settled in Kamung Arab. The majority of the villagers in Kampung Arab is moslem. This is influenced by genetics and the Location of Kampung arab which has a religious history of Sunan Ampel tomb and Mosque .
 

Small Market in Front of Sunan Ampel Mosque




Commonly, they works as a merchants. They sell various kinds of goods, ranging from clothes, perfume, worship equipment, food and kurma.